Just another free Blogger theme

Powered by Blogger.
Silahkan Kalian Hubungi Admin Apabila Mengalami Kendala Dalam Membuat Blog Ini Terima Kasih

Friday, May 13, 2022

 

Sistem Jaringan Internet di Indonesia

Komunikasi menggunakan teknologi Internet hampir menjadi kebutuhan primer setiap orang di Indonesia. Perkembangan teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang pesat menyebabkan perubahan pola sistem jaringan menjadi semakin efisien. Awal mula teknologi Internet (interconnection-networking) hanya untuk menghubungkan jaringan antar komputer  berbasis Internet Protocol (IP) sebagai protokol pertukaran paket data (packet switching communication protocol). Pada perkembangannya untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia dibuatlah rangkaian Internet yang terbesar yang kemudian dinamakan InternetCara menghubungkan rangkaian dengan kaidah ini dinamakan internetworking (antar jaringan). Artikel ini akan membahas penggunaan teknologi sistem jaringan Internet di Indonesia.

1.   Jaringan Satelit

Satelit merupakan salah satu medium yang digunakan dalam transmisi komunikasi. Satelit berfungsi sebagai penerus sinyal untuk dikirimkan dari satu titik ke titik lainnya di atas bumi. Pada umumnya digunakan jenis satelit  Geostasioner, yang mengorbit pada titik yang sama di atas permukaan bumi dan mengikuti perputaran bumi pada sumbunya.

Sistem transmisi data dengan jaringan satelit juga disebut dengan VSAT (Very Small Aperture Terminal). Sebenarnya VSAT merupakan stasiun penerima sinyal dari satelit dengan antena penerima berbentuk piringan dengan diameter kurang dari tiga meter. Fungsi utama dari VSAT adalah untuk menerima dan mengirim data ke satelit. Oleh karena itu piringan VSAT tersebut menghadap ke sebuah satelit Geostasioner.

Keunggulan VSAT yakni mecakup jangkauan terjauh, dapat mencapai setengah permukaan bumi karena menggunakan relay dari satelit. Adapun kekurangannya antara lain koneksinya rentan terhadap gangguan cuaca, memakan tempat (piringan/parabola), mempunyai tingkat hambatan (latency) yang lebih tinggi dibanding kabel dan akibat jarak antara satelit dan bumi yang relatif jauh mengakibatkan adanya delay propagansi yang signifikan.

2.    Wi-Fi

Wi-Fi merupakan kependekan dari Wireless Fidelity, istilah Wi-Fi dalam bahasa Inggris ber-sinonim dengan WLAN (wireless local area network). Oleh karenanya Wi-Fi dikenal juga dengan cara terhubung dengan Internet menggunakan titik akses (hotspot) terdekat. Titik akses tersebut biasanya terhubung dengan BTS (Base Transciever Station) yang merupakan tower penguat pemancar sinyal seluler.

3.    Jaringan Kabel (Fiber Optik)

Kabel fiber optik adalah sebuah kabel yang terbuat dari fiber kaca dengan teknologi canggih dan mempunyai kecepatan transfer data yang lebih cepat daripada kabel biasa. Biasanya fiber optik digunakan pada jaringan backbone (tulang punggung) karena dibutuhakan kecepatan yang lebih dalam jaringan ini, namun pada saat ini sudah banyak yang menggunakan fiber optik untuk jaringan biasa baik LAN, WAN maupun MAN karena dapat memberikan dampak yang lebih pada kecepatan dan bandwith karena fiber optik ini menggunakan bias cahaya untuk mentransfer data yang melewatinya dan sudah barang tentu kecepatan cahaya tidak diragukan lagi.

Kabel fiber terbagi menjadi 2, yakni coaxial teresterial yang ditanam di dalam tanah dan coaxial marine untuk serat optik dalam laut.

Dalam penggunaan serat optik ini, terdapat beberapa keuntungan antara lain :

  1. Mampu membawa banyak data atau memuat kapasitas informasi yang sangat besar dengan kecepatan transmisi mencapai Gigabyte perdetik. Dan menghantarkan informasi jarak jauh tanpa pengulangan sehingga cocok digunakan sebagai jaringan teknologi Internet pita lebar (broadband)
  2. Biaya pemasangan dan pengoperasiannya relatif rendah
  3. Mempunyai tingkat keamanan yang lebih tinggi
  4. Ukurannya kecil dan ringan sehingga hemat pemakaian ruang
  5. Kebal terhadap gangguan elektromagnetik dan gangguan gelombang radio
  6. Non-Penghantar, tidak ada tenaga listrik dan percikan api
  7. Tidak berkarat

4.       Balloon Google

Balon Internet atau Project Loon adalah proyek yang dikembangkan mulai tahun 2011 oleh ilmuwan dari Google X. Proyek ini dikembangkan untuk memperluas jangkauan wilayah yang bisa digunakan untuk berinternet, wilayah-wilayah terpencil yang belum memiliki sarana atau sulit dibangun sarana untuk bisa menggunakan internet merupakan target utamanya.

Dengan adanya balon internet  ini nantinya semua wilayah dapat menikmati akses internet meski di wilayah tersebut tidak memiliki BTS pemancar sinyal seluler ataupun ketiadaan fasilitas kabel fiber optik. Balon ini diterbangkan dengan membawa perangkat yang dapat memancarkan koneksi 4G LTE ke permukaan bumi dengan jangkauan radius 40 KM.  Jadi bisa  dikatakan sebagai BTS yang berada di angkasa.

 

Baloon google diterbangkan di lapisan stratosfer yang berada di ketinggian sekitar 20 KM diatas permukaan bumi, sehingga tidak akan mengganggu penerbangan pesawat komersial.  Lapisan stratosfer memiliki angin bertingkat dimana setiap lapisannya memiliki variasi kecepatan dan arah. Baloon menggunakan software khusus dengan GPS untuk menentukan posisi balon dan kemana bergerak. Dengan dibantu pergerakan angin maka relatif mudah diatur untuk membentuk satu jaringan komunikasi yang besar.

 

Perangkat di baloon tersebut beroperasi menggunakan energi matahari, dimana solar panel dapat menyimpan daya hingga 100 Watt sehingga tetap dapat beroperasi di malam hari. Satu unit Loon mampu terbang hingga jarak 500.000 KM dan bertahan selama 100 hari. Apabila gas habis maka balloon akan turun dan digantikan oleh balloon lainnya.

Penutup

Pada hakikatnya tidak ada teknologi jaringan yang berdiri sendiri, namun akan selalu  saling terhubung. Sebagaimana arti Internet yang berarti jaringan komunikasi. Setiap teknologi mempunyai kelebihan dan kekurangannya, misalnya dari aspek biaya instalasi dan operasional atau dari aspek ideologis dan budaya. Pemilihan sistem teknologi penting mempertimbangkan faktor keamanan informasi.  Indonesia sebagai sebuah negara berdaulat hendaknya mempunyai sistem jaringan komunikasi mandiri. Kendali atas TIK bersifat mutlak dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar komunikasi dan melindungi segenap bangsa dan tanah air Indonesia. (MOW)

 SOAL ESSAY Melakukan Instalasi Jaringan Luas (WAN)

1. Apa kepanjangan dari WAN?
2. Apa itu server?
3. Apa itu client?
4. Apa yang kamu ketahui tentang WAN!
5. Berapa jarak jangkauan WAN?
6. Sebutkan perangkat-perangkat hardware pendukung WAN!
7. Apa yang dimaksud dengan internet?
8. Apa perbedaan antara intranet, ekstranet, dan internet!
9. Apa itu modem?
10. Apa itu repeater?
11. Singkatan dari WiFi adalah ....
12. Apa itu Router?
13. Apa fungsi dari HUB?
14. Salah satu penghubung jaringan adalah adanya kabel UTP, apa kepanjangan dari UTP?
15. Apa fungsi dari IP Address?

Monday, April 25, 2022

 


Panduan Lengkap Menggunakan XAMPP untuk Hosting Lokal


XAMPP merupakan sebuah software atau aplikasi yang sebenarnya sudah cukup populer bagi kalangan developer dan pengembang website. XAMPP sudah sering digunakan terutama oleh para penggiat IT untuk memenuhi kebutuhan building websitenya. Bagi para developer website, pasti telah banyak memahami bahwa XAMPP ini bisa digunakan untuk menghemat budget untuk kebutuhan web hosting, karena XAMPP mampu menyimpan file website ke dalam localhost atau hosting lokal. XAMPP sangat membantu dan dapat digunakan untuk membuat blog WordPress dengan self hosting. 

Pengertian XAMPP

XAMPP merupakan gabungan akronim kata Apache, MariaDB, PHP, dan Perl. Sedangkan penambahan huruf “X” di depan, melambangkan arti cross platform, yaitu bisa digunakan pada berbagai OS seperti Windows, Linux, Mac OS, dan Solaris. Melihat dari filosofi namanya, XAMPP ini merupakan software open source atau gratis dan dapat dikembangkan oleh banyak kalangan, mampu mengolah, mengedit, dan menghapus daftar dari database, mendukung pembuatan dan pengembangan website dinamis berbasis CMS WordPress karena memuat bahasa pemrograman PHP, serta bahasa pemrograman Perl yang dapat dijalankan pada berbagai banyak sistem operasi, sangat fleksibel dan mudah digunakan. 

Fungsi XAMPP
Sesuai dengan namanya, XAMPP digunakan sebagai server lokal yang mampu menampung berbagai jenis data-data pada website yang sedang dikembangkan. XAMPP mampu bekerja secara offline seperti web hosting pada umumnya, namun tidak dapat sembarangan diakses oleh banyak orang. XAMPP biasanya digunakan sebagai prototipe sebuah website sebelum ditunjukkan ke orang lain atau sebelum di online kan menggunakan web hosting.

Kelebihan XAMPP karena mampu bekerja secara offline adalah dapat digunakan untuk mencoba fitur-fitur dalam website, melihat kinerja apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan, mengevaluasi konten-konten yang akan dipasang pada website, dan lain sebagainya. Jadi dengan kata lain, XAMPP merupakan prototipe penampilan website offline tanpa harus terhubung dengan internet.  XAMPP dapat berdiri sendiri / localhost. 

Fitur-Fitur XAMPP
Ada beberapa fitur pada XAMPP yang biasanya digunakan, antara lain :

  1. HTDOCS
    HTDOCS merupakan tempat menyimpan file-file PHP dan HTML yang akan dijalankan. Ketika Anda menginstall XAMPP, maka folder HTDOCS ini juga akan otomatis terinstall. Nantinya ketika Anda mengakses alamat localhost pada browser, maka secara otomatis akan terpampang file-file yang tersimpan dalam HTDOCS ini. 
  2. phpMyAdmin
    phpMyAdmin merupakan free software yang memiliki user interface grafis dan berfungsi memudahkan Anda dalam mengelola database MySQL melalui scripting language PHP. Jadi tidak perlu lagi bantuan terminal untuk mengelola database ini. Cara mengaksesnya cukup mudah, Anda hanya perlu mengetikkan alamat http://localhost/phpMyAdmin pada browser. 
  3. Control panel
    Control panel pada XAMPP berfungsi untuk mengelola layanan / management tools pada XAMPP, misalnya perintah untuk memulai dan menghentikan layanan. Control panel memungkinkan user untuk mengelola  dan memodifikasi pengaturan XAMPP melalui dashboard panel. 

Cara Install XAMPP
Dalam menginstall XAMPP ini caranya cukup mudah, Anda hanya perlu mengikuti langkah-langkah berikut ini : 

  1.  Download aplikasi XAMPP
  2. Install dan jalankan aplikasi XAMPP yang sudah di download pada komputer
  3. Ikuti langkah-langkah instalasi
  4. Pilih komponen yang akan digunakan. Misal CMS WordPress adalah MySQL, FileZilla, FTP server, dan Apache. Untuk bahasa pemrograman, Anda bisa memilih phpMyAdmin, PHP, dan Perl. 
  5. Klik next
  6. Gunakan pengaturan penyimpanan default untuk penyimpanan lokasi XAMPP
  7. Klik install
  8. Selesai. Anda sudah dapat menjalankan program XAMPP untuk membuat website melalui localhost secara offline.

Cara Menjalankan XAMPP untuk Localhost 

Ketika XAMPP sudah terinstall di komputer atau laptop Anda, maka langkah selanjutnya adalah menjalankan program XAMPP ini pada localhost. Untuk memudahkan tutorial, maka akan diambil contoh menjalankan XAMPP pada CMS WordPress. Jadi terlebih dahulu Anda harus mendownload CMS WordPress disini. Jika Anda bingung bagaimana proses instalasi WordPress, Anda dapat membaca artikel kami berikut ini.

Setelah WordPress terinstall pada komputer atau laptop, extract file WordPress kemudian simpan dalam folder htdocs. Misalnya saja lokasinya seperti ini C:\xampp\htdocs. Untuk memudahkan pengelolaan, Anda juga dapat mengganti nama folder tersebut dengan ‘wordpress’ atau nama website Anda.  Setelah WordPress terinstall dan file sudah terextract dalam folder, langkah berikutnya adalah sebagai berikut :

  1. Buka XAMPP dan klik tombol start pada Apache dan MySQL
  2. Buat database di phpMyAdmin
    Bukalah sebuah browser, kemudian ketikkan ‘localhost/phpmyadmin’, kemudian pilih menu database, lalu masukkan nama database yang ingin dibuat. Misalnya saja ‘wordpress’ kemudian klik buat / create
  3. Install CMS WordPress
    Tambahkan tab baru pada browser dan ketikkan ‘localhost/wordpress’ atau ‘localhost/namafolderAnda’. Klik ‘lets’ go’ dan ganti nama database sesuai folder tadi (wordpress), dan isi user dengan ‘root’. Untuk password database sebaiknya dikosongkan terlebih dahulu. Jangan lupa untuk mengingat semua informasi yang telah Anda masukkan tersebut. Kemudian klik ‘submit’
  4. Jalankan proses instalasi
    Jika form yang diisi sudah sesuai, klik ‘run the installation’, dan tunggu hingga proses selesai. Kemudian tambahkan keterangan lain seperti nama domain, user dan password untuk login pada dashboard
  5. Website sudah siap diakses
    Klik ‘install WordPress’ dan website Anda sudah dapat dilihat atau diakses melalui browser dengan mengetik localhost/namafolderAnda 
  6. Kelola dan edit website Anda
    Website yang sudah jadi tersebut merupakan versi website yang masih standar. Jika Anda ingin menambahkan konten dan merubah tampilan, Anda dapat melakukan penyesuaian pada website tersebut. Edit dengan tambahkan konten-konten baru, serta ubah tampilan atau tema yang diinginkan.
    Ketik ‘localhost/wordpress/wp-admin’ pada jendela browser, kemudian masukkan username dan password. Pada dashboard, masuk ke menu ‘appearance’ > ‘themes’, klik ‘add new’. Pilih tema yang diinginkan dan klik install. Tambahkan Plugins, dan add new Plugins ‘elementor’ klik install dan aktifkan. Dari sini Anda sudah dapat mengedit halaman web / pages. Edit halaman yang dikehendaki dengan ‘elementor’. Masukkan judul halaman ‘Home’ dan pilih template elementor menjadi full width, serta remove gambar dalam featured image. Anda sudah bisa mempublish konten dan mengeditnya dengan ‘elementor’. Anda juga dapat menambahkan berbagai konten seperti misalnya tulisan, gambar, dan lain-lain dengan cara drag and drop.

Cara Membuat Localhost menjadi Online

Tidak lengkap rasanya memiliki website namun hanya bisa dinikmati atau dilihat oleh diri sendiri. Terkadang ada keinginan untuk menunjukkan website kita kepada orang lain. Untuk membuat website di localhost kita dapat dilihat orang lain, ada cara mudah, yaitu membagikan alamat IP lokal Anda kepada public / orang lain yang boleh mengakses. 

Namun jika ingin membuat localhost menjadi online, web server harus berjalan pada komputer yang sama. Nah, supaya localhost ini dapat diakses melalui internet, ada salah satu cara bernama Port Forwarding. Melalui metode ini, Anda dapat membuka port tertentu pada router, sehingga aplikasi dapat mengakses jaringan Anda. Namun dengan cara ini, jaringan Anda akan sangat rentan terhadap bahaya cyber crime. 

Menggunakan metode Port Forwarding sangat beresiko dan sebaiknya tidak dilakukan karena metode tersebut membuka router dalam keadaan terbuka dan bebas untuk di hack. Untuk membuat online localhost Anda, ada cara yang lebih aman yaitu dengan cara mengupload localhost Anda ke cPanel hosting. Website offline yang dibangun melalui XAMPP dapat dijadikan online dengan cara web hosting di cPanel. 

Ada beragam pilihan provider web hosting yang menawarkan layanan hosting web terbaik bahkan termurah. Namun yang prioritas yang harus Anda tekankan adalah memilih shared hosting dari web hosting yang memiliki performa tinggi dan layanan dengan jaminan prima. 

Cloud Raya menyediakan layanan cloud hosting yang dilengkapi dengan load balancer, cloud security, serta dukungan layanan managed service oleh tim IT profesional selama 24/7 penuh. Konsultasikan kebutuhan Anda dan hubungi kami. Buka website www.cloudraya.com dan dapatkan informasi dan penjelasan lebih lengkap mengenai layanan Cloud Raya. 

Saturday, April 23, 2022

Sistem Keamanan Jaringan – Tentang Host Hardening
Pada kesempatan kali ini akan membahas tentang Host Hardening pada sistem keamanan jaringan. Host Hardening adalah prosedur yang meminimalkan ancaman yang datang dengan mengatur konfigurasi dan menonaktifkan aplikasi dan layanan yang tidak diperlukan. Instalasi firewall, instalasi antivirus, menghapus cookie, membuat password , menghapus program yang tidak diperlukan itu semua termasuk dalam Host Hardening. Host Hardening menyediakan berbagai perlindungan dalam sistem komputer. Perlindungan tersebut diberikan dalam bentuk berbagai lapisan yang biasa disebut dengan istilah pertahanan berlapis. Lapisan tersebut meliputi lapisan OSI seperti aplikasi, transport, fisik, dll. Terdapat beberapa macam dari host hardening yang biasa disebut dengan elemen. Berikut adalah elemen dari host hardening: Hardening System: Security Policy Keberadaan dokumen “Kebijakaan Keamanan” atau “Security Policies” merupakan sebuah infrastruktur keamanan yang harus dimiliki oleh sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin melindungi aset informasi terpentingnya. Dokumen ini secara prinsip berisi berbagai cara (baca: kendali) yang perlu dilakukan untuk mengontrol manajemen, mekanisme, prosedur, dan tata cara dalam mengamankan informasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena berada pada tataran kebijakan, maka dokumen ini biasanya berisi hal-hal yang bersifat prinsip dan strategis. Tujuan dasar dari suatu kebijakan (Policy); Melindungi pengguna (user) dan informasi Membuat aturan sebagai arahan untuk pengguna (user), sistem administrator, manajemen dan petugas keamanan sistem informasi (IT security) Menetapkan petugas keamanan untuk pengawasan, penyelidikan atau pemeriksaan Membantu mengurangi resiko yang mungkin akan muncul Membantu arahan kepatuhan pada peraturan dan undang-undang Menetapkan peraturan resmi perusahaan mengenai keamanan Pihak-pihak yang wajib menggunakan IT Security Policy: Manajemen – pada semua tingkatan Technical staff – sistem administrator dan lainny Pengguna (user) Hardening System: Kriptografi Cryptographic protocol adalah suatu protokol yang menggunakan kriptografi. Protokol ini melibatkan sejumlah algoritma kriptografi, namun secara umum tujuan protokol lebih dari sekedar kerahasiaan. Pihak-pihak yang berpartisipasi mungkin saja ingin membagi sebagian rahasianya untuk menghitung sebuah nilai, menghasilkan urutan random, atau pun menandatangani kontrak secara bersamaan. Penggunaan kriptografi dalam sebuah protokol terutama ditujukan untuk mencegah atau pun mendeteksi adanya eavesdropping dan cheating. Hardening System: Firewall Firewall adalah sebuah sistem yang didesain untuk mencegah akses yang tidak sah tidak sah ke atau dari jaringan pribadi. Firewall dapat diimplementasikan dalam perangkat keras dan perangkat lunak, atau kombinasi keduanya. Firewall sering digunakan untuk mencegah pengguna internet yang terhubung ke jaringan internet. Semua pesan yang masuk dan keluar dari internet harus melewati firewall. Firewall ini bertindak sebagai pengawas setiap pesan dan memblok jika tidak memenuhi kriteria keamanan tertentu. Fungsi firewall sebagai pengontrol, mengawasi arus paket data yang mengalir di jaringan. Fungsi firewall mengatur, memfilter dan mengontrol lalu lintas data yang diijinkan untuk mengakses jaringan privat yang dilindungi. Beberapa kriteria yang dilakukan firewall apakah memperbolehkan paket data lewati atau tidak, antara lain: Alamat IP dari komputer sumber. Port TCP/UDP sumber dari sumber. Alamat IP dari komputer tujuan. Port TCP/UDP tujuan data pada komputer tujuan. Informasi dari header yang disimpan dalam paket data. Hardening System: IDS (Intrusion Detection System) Intrusion Detection Systems (IDS) adalah suatu tindakan untuk mendeteksi adanya trafik paket yang tidak diinginkan dalam sebuah jaringan atau device. Sebuah IDS dapat diimplementasikan melalui software atau aplikasi yang terinstall dalam sebuah device, dan aplikasi tersebut dapat memantau paket jaringan untuk mendeteksi adanya paket- paket ilegal seperti paket yang merusakkebijakan rules keamanan, dan paket yang ditujukan untuk mengambil hak akses suatu pengguna. Hardening System: Backup Backup yaitu membuat salinan data atau file-file komputer ke media penyimpanan lain untuk menjamin keamanan atau keselamatan data jika terjadi kerusakan data utama. Backup data dianjurkan secara berkala setiap periode tertentu. Dari beberapa kondisi digunakan sebuah backup yang beriringan dengan master datanya. Sebagai contoh pada sebuah jaringan komputer dibuat server backup yang berjalan beriringan dengan server utamanya. Jika server utama dan server backup diupdate secara bersamaan, maka jika server utama mati akan digantikan oleh server backup. Kegiatan backup dalam hardening system memiliki beberapa tujuan, yaitu: Untuk menjaga keamanan data, terutama data yang memiliki kepentingan khusus. Untuk pengarsipan data. Hardening System: Auditing System Audit adalah suatu proses yang sistematik untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian dengan tujuan untuk menentukan tingkat kesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan hasil-hasilnya kepada pihak yang berkepentingan. Ada beberapa manfaat untuk melakukan audit sistem jaringan, yaitu : Dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan suatu jaringan komputer. Dapat mengevaluasi sistem keamanan pada jaringan komputer. Memahami konsep dasar audit jaringan komputer. Memahami dasar-dasar teknik audit jaringan komputer. Mengetahui dan memahami fasilitas yang sudah ada, dan untuk lebih di tingkatkan Prosedur melakukan audit sistem: Memeriksa apakah ada fungsi manajemen Jaringan yang kuat dengan otoritas untuk membuat standar dan prosedur Memeriksa apakah tersedia dokumen mengenai inventarisasi peralatan Jaringan, termasuk dokumen penggantian peralatan Memeriksa apakah tersedia prosedur untuk memantau network usage untuk keperluan peningkatan kinerja dan penyelesaian masalah yang timbul Memeriksa apakah ada control secara aktif mengenai pelaksanaan standar untuk aplikasi-aplikasi on-line yang baru diimplementasikan. Hardening System: Digital Forensik dan Penanganan Pasca Insiden. Digital forensik adalah ilmu yang menganalisa barang bukti digital sehingga dapat dipertanggungjawabkan di pengadilan. Barang bukti digital merupakan hasil ekstrak dari barang bukti elektronik seperti Personal Komputer, mobilephone, notebook, server, alat teknologi apapun yang mempunyai media penyimpanan dan bisa dianalisa.

 

Standar Protokol Jaringan Wireless (WiFi) IEEE 802.11

Standar Protokol Jaringan Wireless 802.11

(IEEE) Institute of Electrical and Electronics Engineers adalah Group dari Organisasi Insinyur yang mengatur standarisasi dalam bidang teknologi informasi. Setiap standarisasi yang diciptakan memiliki kode tersendiri. Salah satunya standarisasi di jaringan wireless yang memiliki kode 802.11. Dengan adanya standar ini dimaksudkan agar setiap perangkat wireless yang berbeda tetap dapat berkomunikasi meski berbeda vendor.

Sampai saat ini sudah terdapat enam standar yang sudah digunakan yaitu :

  1. 802.11
    Pada Tahun 1997, IEEE menciptakan standar wireless yang pertama bekerja pada frekuensi 2,4 GHz yang dinamakan 802.11. Namun standar ini hanya mendukung bandwidth jaringan maksimal 2 Mbps, terlalu kecil untuk komunikasi jaringan pada saat ini. Oleh karena itu perangkat wireless dengan standar ini tidak diproduksi lagi.
  2. 802.11b
    Generasi ke-1 dari standar Wifi yang populer digunakan. IEEE menciptakan standar lanjutan yang dinamakan 802.11b pada tahun 1999 mendukung bandwidth mencapai 11 Mbps. Masih bekerja pada frekuensi 2,4 GHz. Vendor perangkat elektronik pada umumnya lebih memilih menggunakan frekuensi ini dikarenakan dapat menekan biaya produksi. Seperti yang diketahui, frekuensi 2,4 GHz merupakan frekuensi radio yang tidak diatur sehingga dapat menimbulkan gangguan dari perangkat elektronik lainnya seperti microwave, televisi dan perangkat lainnya yang menggunakan frekuensi 2,4 GHz. Namun hal tersebut dapat dihindari dengan mengatur jarak antar perangkat elektronik sehingga tidak menimbulkan gangguan atau interferensi.
    Router yang hanya menggunakan standar 802.11b ini juga sudah tidak diproduksi lagi. Namun beberapa router baru masih mendukung standar ini. Standar ini, secara teoritis mendukung bandwidth data mencapai 11 Mbps dan jangkauan sinyal mencapai sekitar 150 kaki (+-45 Meter).
  3. 802.11a
    Generasi ke-2 dari standar Wifi yang populer digunakan. Saat standar 802.11b sedang dikembangkan, IEEE membuat ekstensi untuk standar 802.11 yang dinamakan 802.11a. Standar ini diciptakan pada saat yang bersamaan dengan standar 802.11b. Standar ini sudah mendukung bandwidth data mencapai 54 Mbps dan menggunakan frekuensi 5 GHz (semakin tinggi frekuensi maka semakin pendek jangkauan sinyal). Dikarenakan berjalan pada frekuensi yang bebeda dengan standar 802.11b, kedua teknologi ini tidak kompatible satu sama lain. Beberapa vendor menawarkan perangkat jaringan hybrid 802.11a/b. Namun perangkat tersebut hanya dapat menjalankan satu standar pada satu waktu
  4. 802.11g
    Generasi ke-3 dari standar Wifi yang populer digunakan. Standar ini diciptakan pada tahun 2002 dengan menggabungkan kelebihan masing masing standar 802.11a dan 802.11b. Standar ini mendukung bandwidth 54 Mbps dan menggunakan frekuensi 2,4 GHz yang berarti memiliki jangkauan sinyal yang luas. Perangkat dengan network adapter yang mengadopsi standar ini juga kompatibel dengan standar 802.11b begitu juga sebaliknya.
  5. 802.11n
    Generasi ke-4 dari standar Wifi yang populer digunakan. Standar 802.11n sering dikenal dengan sebutan Wireless-N diciptakan untuk memperbaiki standar 802.11g dalam hal jumlah bandwidth yang didukung dengan memanfaatkan beberapa sinyal wireless dan antena (disebut dengan teknologi MIMO, Multiple in Multiple out). IEEE meresmikan standar ini pada tahun 2009 dengan spesifikasi menyediakan bandwidth sampai 300 Mbps. Standar ini juga menawarkan jangkauan sinyal yang lebih baik dibandingkan standar wireless sebelumnya serta memiliki kompabilitas dengan perangkat yang memiliki standar 802.11b/g. Standar wireless ini beroperasi 2 frekuensi yaitu 2,4 GHz dan 5GHz
  6. 802.11ac
    Generasi ke-5 dari standar Wifi yang populer digunakan. Memanfaatkan teknologi wireless dual band mendukung koneksi secara bersamaan pada frekuensi 2,4 GHz dan 5 GHz. Menawarkan kompabilitas dengan standar 802.11b/g/n serta mendukung bandwidth mencapai 1300Mbps pada frekuensi 5 GHz ditambah 450Mbps pada frekuensi 2,4 GHz
  7. 802.11ax
    Generasi ke-6 dari standar Wifi yang populer digunakan. Standar 802.11ax, atau yang dikenal dengan Wi-Fi 6 merupakan standar yang memiliki kemampuan 4 kali lebih cepat dibandingkan dengan 802.11ac. Kecepatan yang dimiliki oleh 802.11ax ini adalah mampu mencapai 10,53 Gbps atau sekitar 1,4 GB/s untuk mengirimkan data. Standar ini menggunakan frekuensi 2.4 GHz dan 5 GHz dengan teknologi MIMO dan juga mendukung MU-MIMO. Rencananya akan disiapkan untuk standar Wi-Fi perangkat mobile atau smartphone pada tahun 2019.
  8. 802.11ax-6GHz (WiFi 6E)
    Generasi ke-6 dari standar wifi ini yang support pita frekuensi 6 GHz adalah peningkatan dari Wi-Fi 6 yang disebut dengan Wi-Fi 6E yang mempunyai kemampuan sama seperti Wi-Fi 6 tetapi jangkauan pita 6 GHz ini jauh lebih luas.(5,925–7,125 GHz di AS) dari generasi sebelumnya Wi-Fi 6. Standar IEEE 802.11ax-6 GHz diselesaikan pada 1 September 2020 ketika Draf 8 menerima 95% persetujuan dalam pemungutan suara sponsor dan menerima persetujuan akhir dari Dewan Standar IEEE pada 1 Februari 2021
  9. 802.11be (WiFi 7)
    Generasi ke-7 dari standar Wifi yang populer digunakan. Standar 802.11be, atau yang dikenal dengan Wi-Fi 7 merupakan standar yang memiliki kemampuan 4 kali lebih cepat dibandingkan dengan 802.11ax. Kecepatan yang dimiliki oleh 802.11be ini adalah mampu mencapai 40 Gbps atau sekitar 4 GB/s untuk mengirimkan data. Standar ini menggunakan frekuensi 2.4 GHz, 5 GHz dan 6 GHz dengan teknologi MIMO, MU-MIMO dan juga mendukung MLO (multi-link operation). Pengembangan amandemen 802.11be sedang berlangsung, dengan tujuan draft awal pada Maret 2021, dan versi final diharapkan pada awal 2024

Thursday, April 21, 2022

 

Penghitungan Subneting

subnet

Setelah anda membaca artikel Konsep Subnetting, Siapa Takut?dan memahami konsep Subnetting dengan baik. Kali ini saatnya anda mempelajari teknik penghitungan subnetting. Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.

Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.

Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:

Subnet MaskNilai CIDR
255.128.0.0/9
255.192.0.0/10
255.224.0.0/11
255.240.0.0/12
255.248.0.0/13
255.252.0.0/14
255.254.0.0/15
255.255.0.0/16
255.255.128.0/17
255.255.192.0/18
255.255.224.0/19
Subnet MaskNilai CIDR
255.255.240.0/20
255.255.248.0/21
255.255.252.0/22
255.255.254.0/23
255.255.255.0/24
255.255.255.128/25
255.255.255.192/26
255.255.255.224/27
255.255.255.240/28
255.255.255.248/29
255.255.255.252/30

 

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C

Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?

Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).

Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:

    1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
    2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
    3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
    4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet
192.168.1.0
192.168.1.64
192.168.1.128
192.168.1.192
Host Pertama
192.168.1.1
192.168.1.65
192.168.1.129
192.168.1.193
Host Terakhir
192.168.1.62
192.168.1.126
192.168.1.190
192.168.1.254
Broadcast
192.168.1.63
192.168.1.127
192.168.1.191
192.168.1.255

Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.

Subnet MaskNilai CIDR
255.255.255.128/25
255.255.255.192/26
255.255.255.224/27
255.255.255.240/28
255.255.255.248/29
255.255.255.252/30

 

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B

Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.

Subnet MaskNilai CIDR
255.255.128.0/17
255.255.192.0/18
255.255.224.0/19
255.255.240.0/20
255.255.248.0/21
255.255.252.0/22
255.255.254.0/23
255.255.255.0/24
Subnet MaskNilai CIDR
255.255.255.128/25
255.255.255.192/26
255.255.255.224/27
255.255.255.240/28
255.255.255.248/29
255.255.255.252/30

Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).

Penghitungan:

    1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
    2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
    3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
    4. Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet

172.16.0.0
172.16.64.0
172.16.128.0
172.16.192.0
Host Pertama
172.16.0.1
172.16.64.1
172.16.128.1
172.16.192.1
Host Terakhir
172.16.63.254
172.16.127.254
172.16.191.254
172.16.255.254
Broadcast
172.16.63.255
172.16.127.255
172.16.191.255
172.16..255.255

Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).

Penghitungan:

  1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
  3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet

172.16.0.0172.16.0.128172.16.1.0172.16.255.128
Host Pertama172.16.0.1172.16.0.129172.16.1.1172.16.255.129
Host Terakhir172.16.0.126172.16.0.254172.16.1.126172.16.255.254
Broadcast172.16.0.127172.16.0.255172.16.1.127172.16.255.255